Selasa, 13 Oktober 2015

Larangan Berbuat Zalim dan Anjuran Memperbanyak Puasa di Bulan Muharram

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Oleh Al-Ustâdz Abu Abdillah, Sofyan Chalid bin Idham Ruray Hafizhahullâh

Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُم ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ


Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah 12 bulan dalam kitab Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya 4 bulan yang haram, itulah agama yang lurus, maka janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian di bulan-bulan itu.” [At-Taubah: 36]

Ayat yang mulia ini menunjukkan kemuliaan bulan haram dan peringatan untuk tidak berbuat zalim di bulan-bulan ini dan anjuran memperbanyak amal shalih.

USTADZKU‬, FAVORITKU


USTADZKU‬, FAVORITKU



Oleh : Ustadz Badrusalam, Lc


بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Memfavoritkan seorang ustadz itu wajar dan lumrah.
Apalagi bila ‘ilmu dan akhlaqnya, masyâ-Allôh…

Namun terkadang sering jatuh kepada sikap berlebihan. Marah karena ustadznya, benci karena ustadznya, cinta juga karena ustadznya…


Selasa, 06 Oktober 2015

BAI'AT PALSU ALA KELOMPOK SEMPALAN

BAI'AT PALSU ALA KELOMPOK SEMPALAN
Oleh : Abu Fahima Fatih Al Ahimza

Sudah bukan berita baru di dunia dakwah tentang fakta beberapa kelompok dalam Islam menggunakan bai’at sebagai senjata utama untuk mengikat anggotanya dalam kelompok. Salah satu tujuan umumnya agar tercipta loyalitas kuat kepada kelompoknya.

Inilah hal yang paling kami sayangkan, ketika melihat sebagian teman-teman perjuangan berpecah belah para firaq mereka, karena urusan Bai'at (Sumpah Setia) pada kelompoknya.
Padahal syariat Bai'at itu sejatinya ditujukan untuk Imam kaum Muslimin seluruhnya (Amirul Mu'minin), bukan kepada pemimpin kelompok sempalan yang akhirnya menjadi firqah yang akan memecah belah agama dan memupuk sifat taqlid serta kefanatikan di antara mereka pada kelompoknya sendiri-sendiri.

Dalil yang sering dimanfaatkan oleh kelompok mereka antara lain :
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ ۚ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَىٰ نَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
Bahwasanya orang-orang yang ber-bai’at (berjanji setia) kepadamu, sesungguhnya mereka ber-bai’at kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka. Maka barang siapa yang melanggar bai’at-nya, niscaya akibat pelanggaran itu akan menimpa pada dirinya sendiri. Dan barang siapa yang menepati bai’at-nya kepada Allah, maka Allah memberinya pahala yang besar (surga).” (QS. Al-Fath : 10).

Dalil dari Hadist shahih :
مَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً
Barangsiapa yang meninggal dan pada lehernya tidak terdapat baiat (tidak berbai’at) maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyyah.” (HR. Muslim no. 4770)

Padahal, Dalil di atas mewajibkan adanya bai’at hanya kepada Imam yang diakui oleh seluruh kaum Muslimin bukan imam yang hanya diakui oleh kelompok-kelompok kecil bahkan sekte-sekte rahasia gerakan bawah tanah. 

Bai’at-bai’at dalam sekte-sekte tesebut jelas merupakan kemungkaran, yang menjadikan kaum Muslimin berpecah belah sehingga dimungkinkan akan tercipta banyak Imam-imam yang hanya diakui oleh kelompok-kelompoknya saja, banyak diantaranya hanyak kelompok sempalan yang bersifat gerakan bawah tanah pemberontakan atau kelompok pembuat makar yang bertujuan untuk kepentingan tertentu.

Minggu, 05 Juli 2015

PERNIKAHAN YANG DILARANG DALAM SYARIAT ISLAM

1. Nikah Syighar
Adalah seorang laki-laki menikahkan anak perempuan, saudara perempuan atau budak perempuannya kepada seorang laki-laki dengan syarat laki-laki tersebut menikahkan anak perempuan, saudara perempuan atau budak perempuannya kepadanya, baik ketika adanya maskawin maupun tanpa maskawin dalam kedua pernikahan tersebut.

Definisi nikah ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,

وَالشِّغَارُ أَنْ يَقُوْلَ الرَّجُلُ لِلرَّجُلِ: زَوِّجْنِي ابْنَتَكَ وَأُزَوِّجُكَ ابْنَتِي أَوْ زَوِّجْنِي أُخْتَكَ وَأُزَوِّجُكَ أُخْتِي.
Nikah syighar adalah seseorang yang berkata kepada orang lain, ‘Nikahkanlah aku dengan puterimu, maka aku akan nikahkan puteriku dengan dirimu.’ Atau berkata, ‘Nikahkanlah aku dengan saudara perempuanmu, maka aku akan nikahkan saudara perempuanku dengan dirimu.” [1]

Jumat, 05 Juni 2015

Ciri Muslimah Pilihan

Ciri Muslimah Pilihan
Abu Fahima Fatih Al Ahimza


1.  Taat kepada Allah dan Rasul-Nya
Allah berfirman,
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertaqwa.” (QS. Al Hujurat: 13). 


Rasulullah pun menganjurkan memilih istri yang baik agamanya,
تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك
Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim).

Kamis, 04 Juni 2015

Hukum Musik di Mata 4 Imam Mazhab

Hukum Musik di Mata 4 Imam Mazhab

Oleh : Abu Fahima Fatih Al Ahimza

1. Imam Abu Hanifah (Mazhab Hanafy)
Nyanyian itu adalah haram dalam semua agama.” (Ruh Al-Ma’ani: 21/67 karya Al-Alusi).

Abu Ath-Thayyib Ath-Thabari berkata, “Abu Hanifah membenci nyanyian dan menghukumi perbuatan mendengar nyanyian adalah dosa.” (Talbis Iblis hal. 282 karya Ibnu Al-Jauzi).

2. Imam Malik (Mazhab Maliky)
Abu Ath-Thayyib Ath-Thabari berkata, “Adapun Malik bin Anas, maka beliau telah melarang dari menyanyi dan mendengarkan nyanyian. Dan ini adalah mazhab semua penduduk Madinah.” (Talbis Iblis hal. 282).

Rabu, 27 Mei 2015

Adab dalam berhubungan Suami-Istri (III)

Cara Berhubungan yang diharamkan dalam Islam

oleh Abu Fahima Fatih Al Ahimza

1. Anal Sex
Istilah untuk menyetubuhi pasangan pada lubang anus/dubur. Ini sangat terlarang berdasarkan hadist-hadist yang ada. Nabi  bersabda,
مَلْعُونٌ مَنْ أَتَى امْرَأَةً فِى دُبُرِهَا
"Benar-benar terlaknat orang yang menyetubuhi istrinya di duburnya.” (HR. Ahmad 2: 479. Shahih)

Senin, 25 Mei 2015

Doa Berbuka Puasa

Dikira Sunnah tapi Bukan :

Doa Berbuka Puasa

Oleh Abu Fahima Fatih Al Ahimza

Tersebar di masyarakat kita doa berbuka puasa yang salah, karena periwayatannya dhaif dan mursal.
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
HR. Abu Daud no. 2358 Hadist mursal (tidak ada perawi sahabat di atas tabi’in) didhaifkan oleh Al-Albani, lihat di Dhaif Sunan Abu Daud 510 dan Irwaul Gholil, 4:38.

Karena itu, doa di atas dan yang serupa dengannya tidak bisa dijadikan landasan dalam ibadah, dalam hal ini adalah doa berbuka puasa.

Jumat, 22 Mei 2015

Meluruskan dan Merapatkan Shaf dalam Shalat Berjama’ah

Sunnah yang Hampir Punah : 

Meluruskan dan Merapatkan Shaf dalam Shalat Berjama’ah

Abu Fahima Fatih Al Ahimza

Banyak hadist shahih yang memerintahkan untuk meluruskan & merapatkan shalat ketika shalat berjamaah. Sayang sekali kebanyakan kaum muslimin sekarang malah meninggalkannya. Padahal, meluruskan dan merapatkan shaf dalam shalat berjamaah memiliki faidah yang sangat besar.

Perintah dan Faidah meluruskan shaf

1. Mencegah perselisihan
Rasulullah  bersabda,
لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ وُجُوهِكُمْ
Sungguh luruskanlah shaf kalian, atau (jika tidak) Allah akan benar-benar menimbulkan perselisihan di antara wajah-wajah kalian.” (HR. Al Bukhari no. 177 dan Muslim no. 436).


2. Merupakan kesempurnaan shalat berjamaah
Rasulullah  memerintahkan,
سووا صفوفكم فإن تسوية الصف من تمام الصلاة
Luruskanlah shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya kelurusan shaf adalah bagian dari kesempurnaan shalat.” (HR. Muslim no. 433).

Kamis, 21 Mei 2015

Sutrah dalam Shalat (Bagian II)

SUNNAH yang Hampir Punah : Shalat dengan Sutrah (II)

Oleh: Abu Fahima Al Ahimza


Postingan sebelumnya :

Apa saja yang bisa jadi Sutrah dalam Shalat?

1. Tiang masjid
Tiang yang ada di masjid dapat dijadikan sebagai sutrah sebagaimana ditunjukkan dalam riwayat berikut. Yazid bin Abi ‘Ubaid berkata, “Adalah Salamah ibnul Akwa’ radhiyallahu ‘anhu memilih shalat di sisi tiang masjid tempat menyimpan mushaf. Maka aku tanyakan kepadanya, ‘Wahai Abu Muslim, aku melihatmu menyengaja memilih shalat di sisi tiang ini.’ Beliau menjawab,
رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى الصَّلاَةَ عِنْدَهَا
Aku melihat Nabi  memilih shalat di sisinya.” (HR. Al-Bukhari no. 502 dan Muslim no. 1136)

Adab dalam berhubungan Suami-Istri (II)

Sunnah yang Hampir Punah :
Bermesraan dg Istri ketika Haid

Oleh Abu Fahima Al Ahimza


Banyak pemahaman salah yang menganggap Istri haid itu seluruh dirinya najis dan harus dijauhi.
Padahal, Rasulullah  bersabda,

اصْنَعُوا كُلَّ شَيْءٍ إِلَّا النِّكَاحَ
"Lakukanlah segala sesuatu (dengan istrimu) kecuali nikah”.
(HR. Muslim 302).


Makna kata ‘nikah’ dalam hadis ini adalah hubungan intim. (Aunul ma’bud, 1/302). Hubungan intim disebut dengan nikah, karena nikah merupakan sebab utama dihalalkannya hubungan intim.

Adab dalam berhubungan Suami-Istri (I)

Sunnah yang hampir Punah :
Adab dalam berhubungan Suami-Istri
Abu Fahima Fatih Al Ahimza

Membaca Doa yang shahih sebelum berhubungan.

Rasulullah  bersabda,

 لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ فَقَالَ : 
“Jika salah seorang dari kalian (yaitu suami) ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca do’a: 

بِاسْمِ اللَّهِ, اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ, وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا.
Bismillah Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa
“Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”

Rabu, 20 Mei 2015

Sutrah dalam Shalat (Bagian I)

SUNNAH yang Hampir Punah :
Shalat dengan Sutrah (pembatas di depan shalat)
Oleh: Abu Fahima Fatih Al Ahimza


Apa Itu Suthrah?

Sutrah secara bahasa arab artinya apapun yang dapat menghalangi (lihat Qamus Al Muhith). Jadi sutrah adalah penghalang. Dalam terminologi ilmu fiqih, sutrah artinya segala sesuatu yang berdiri di depan orang yang sedang shalat, dapat berupa tongkat, atau tanah yang disusun, atau semacamnya untuk mencegah orang lewat di depannya (Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah, 3/176-177).


Banyak sekali hadist yang memerintahkan menghadap dan menggunakan sutrah sebelum shalat, beberapa di antaranya :


Nabi  memerintahkan,
إذا صلَّى أحدُكم فلْيُصلِّ إلى سُترةٍ ولْيدنُ منها
Jika seseorang mengerjakan shalat maka shalatlah dengan menghadap sutrah dan mendekatlah padanya” (HR. Abu Daud 698, dishahihkan Al Albani).

Mengganti Lafadz Adzan Ketika Hujan

Sunnah yang Hampir Punah :
Mengganti Lafadz Adzan Ketika Hujan

Oleh Abu Fahima Fatih Al Ahimza

Banyak hadist shahih yang mensyariatkan untuk mengganti/ menambah lafadz adzan ketika hujan turun. Beberapa di antaranya adalah :


Hadist Pertama :
أَنَّ ابْنَ عُمَرَ أَذَّنَ بِالصَّلاَةِ فِى لَيْلَةٍ ذَاتِ بَرْدٍ وَرِيحٍ فَقَالَ أَلاَ صَلُّوا فِى الرِّحَالِ. ثُمَّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلَمَ يَأْمُرُ الْمُؤَذِّنَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةٌ بَارِدَةٌ ذَاتُ مَطَرٍ يَقُولُ : أَلاَ صَلُّوا فِى الرِّحَالِ .
“Ibnu Umar pernah beradzan ketika shalat di waktu malam yang dingin dan berangin. Kemudian beliau mengatakan Alaa shollu fir rihaal (shalatlah di rumah kalian). Kemudian beliau mengatakan,”Dulu Rasulullah  memerintahkan mu’adzin ketika keadaan malam itu dingin dan berhujan, untuk mengucapkan, Alaa shollu fir rihaal (hendaklah kalian shalat di rumah kalian).”(HR. Muslim no. 1632).

Jumat, 13 Maret 2015

BAHAYA HARTA HARAM

Semua harta yang diperoleh dari jalan muamalah yang dilarang syaria'at adalah harta haram. 


Ditengah kehidupan materialistik seperti zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya menjadi obsesi sebagian besar manusia. Sehingga mereka tidak peduli lagi dari mana mendapatkan hartanya tersebut. 

Rasulullah  sudah mengingatkan tentang kemunculan zaman tersebut, sabdanya, 
ليأتين على الناس زمان، لا يبالي المرء بما أخذ المال، أمن حلال أم من حرام. رواه البخاري.
 “Akan datang suatu masa, orang-orang tidak peduli darimana harta dihasilkannya, apakah dari jalan yang halal atau dari jalan yang haram." (HR. Bukhari, 2083) 

Senin, 26 Januari 2015

JAUHI HASAD!

Liat temen nikah punya bini cantik, ngiri...
Denger saudara punya rumah baru, dengki...
Baca FB temen ternyata udah punya momongan, sakit hati...

Aneh memang... sifat manusia. Ada orang seneng, dia malah susah.
Ini adalah sifat Hasad!! “Hasad adalah engkau berangan-angan hilangnya nikmat orang yang engkau dengki.” (Lisanul Arab, Ibnul Manzhur 3/148, at-Ta’riifat, Ali al-Jurjani hlm.87)

Senin, 19 Januari 2015

Ciri Teman Terbaik

Setelah mengetahui betapa pentingnya memilih teman yang baik, di sini akan dipaparkan sifat dan karakter orang yang pantas dijadikan sebagai teman dan sahabat karib. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Berakidah Lurus
Ini menjadi syarat mutlak dalam memilih teman. Dia harus beragama Islam dan berakidah Ahlus sunnah wa jamâ'ah. Bukankah kita semua tahu kisah kematian Abu Thalib, paman Rasulullah r?

Ya, dalam keadaan terbaring dan menghadapi detik-detik kematian, ada tiga orang yang menyertainya. Mereka adalah Rasulullah r, Abu Jahl dan 'Abdullah bin Abi Umayyah, dua orang terakhir ini adalah tokoh kaum kafir Quraisy. Rasulullah r mengajak pamannya dengan berseru, "Paman! Katakanlah lâ ilâha illallâh! Satu kalimat yang akan ku jadikan bahan pembelaan bagimu di hadapan Allah." Dua tokoh kafir itu menimpali, "Abu Thalib! Apakah kamu membenci agama Abdul-Muththalib?"

Jumat, 16 Januari 2015

TEMAN : CERMINAN DIRI ANDA

Sebenarnya, sangat mudah mengetahui seperti apa cerminan diri Anda. Cukup dengan melihat bersama siapa saja Anda sering bergaul, seperti itulah cerminan diri Anda. Kenyataan ini telah dipaparkan oleh Rasulullah r bersabda :

الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ
"Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin." (HR al-Bukhâri, Al adabul mufrad no. 239 dan Abu Dâwud no. 4918, ash-Shahîhah no. 926)

Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu.

Rabu, 07 Januari 2015

Antara Tradisi Budaya, Agama dan Kejahiliyahan?

Salah satu ciri orang jahiliyyah menurut Ibnu Taimiyah rahimahullah adalah orang yang tidak mengikuti dalil Al Quran dan As Sunnah, serta enggan mentaati Allah y dan Rasul-Nya s lalu berpaling pada adat dan tradisi nenek moyang dan masyarakat yang ada.

Sifat ini termasuk sifat yang tercela. Seseorang itu tumbuh dari agama keluarga (bapaknya) atau agama tuannya atau agama masyarakat yang ada di negerinya. Sebagaimana, seorang anak itu tumbuh dari agama kedua orang tuanya atau orang yang merawatnya atau dari masyarakat sekitarnya. Ketika anak tersebut baligh (dewasa), maka barulah ia dikenai kewajiban untuk mentaati Allah  dan Rasul-Nya s. Janganlah seperti yang mengatakan,

ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻗِﻴﻞَ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﺗَّﺒِﻌُﻮﺍ ﻣَﺎ ﺃَﻧْﺰَﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺑَﻞْ ﻧَﺘَّﺒِﻊُ ﻣَﺎ ﺃَﻟْﻔَﻴْﻨَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺁَﺑَﺎﺀَﻧَﺎ
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.” (QS. Al Baqarah: 170).

Jumat, 02 Januari 2015

Doa Dimudahkan Keturunan

Bagi pasutri yang sudah lama menikah, anak adalah sesuatu yang sangat diharap-harapkan. Keluarga muslim yang baik tidak hanya berorientasi hanya memiliki anak saja, tapi anak yang shalih, anak yang ta'at beribadah, berbakti kepada orang tua, dan selalu membawa manfaat bagi sesama.
Islam mengajarkan umatnya untuk berikhtiar dan tawakal, selain itu mereka juga dituntunkan untuk berdoa dengan sebaik-baiknya. Begitu juga dalam hal menginginkan keturunan yang baik- yang shalih/ shalihah.

Di bawah ini terdapat beberapa doa para Nabi dan Rasul Allah yang terdapat dalam Al Qur'an dan As Sunnah dalam rangka meminta keturunan yang baik. Kita sebagai umat Islam dapat meniru dan menghapalkan doa-doa tersebut. Beberapa Doa agar Dimudahkan Keturunan, antara lain :
1. Doa Nabi Zakaria
Nabi Zakaria dan istrinya yang sudah renta sangat menginginkan anak berdoa,

رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
"Robbi laa tadzarnii far dau wa anta khoirul waa riitsiin"
Ya Rabb-ku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik." (QS. Al-Anbiya: 89 – 90).

Doa ini dikabulkan oleh Allah kemudian nabi Zakaria 'alahis salam dikaruniai anak yang sangat shalih, yang kemudian juga diangkat menjadi nabi oleh Allah, yaitu nabi Yahya 'alahis salam.