Apakah ibadah itu adalah sesuatu yang layak dijadikan sampingan?
Apakah sudah merasa amalmu diterima?
Apakah pantas kita mengkebiri kemurnian kekhusyukan ibadah?
Apakah kita telah secara sadar mengantikan Indahnya Ibadah dengan kesenangan syahwat yang melenakkan dan dunia yang berisi senda gurau belaka?
Ingat firman Allah ta'alaa, “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka, dan sungguh kampung akhirat iti lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kalian memahaminya?” (QS. Al An’am 32)