Tampilkan postingan dengan label Aqidah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aqidah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 Agustus 2016

Doa Berlindung Dari Kesyirikan


Kesyirikan (Menyekutukan Allah dengan yang lain) adalah dosa terbesar dalam Agama Islam. Pelaku kesyirikan dapat terancam dosa yang serius dan sangat besar. Gambarannya sebagaimana Allah 'azza wa jalla firmankan dalam Al Quran,
إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisaa’:48).
Dalam ayat yang lain, Allah subhanahu wa ta’alaa tegaskan,
 ...إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَالِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“…sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al Maidah:72)

Kamis, 10 Maret 2016

Larangan Berlebih-lebihan terhadap Nabi dan Orang Shalih

Larangan Berlebih-lebihan terhadap Nabi dan Orang Shalih

Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
لاَ تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ
Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku seperti orang-orang Nasrani berlebih-lebihan dalam memuji putra Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba Allah, maka katakanlah ‘Abdullah (hamba Allah) dan Rasul-Nya” 
(HR. Bukhari).

Selasa, 06 Oktober 2015

BAI'AT PALSU ALA KELOMPOK SEMPALAN

BAI'AT PALSU ALA KELOMPOK SEMPALAN
Oleh : Abu Fahima Fatih Al Ahimza

Sudah bukan berita baru di dunia dakwah tentang fakta beberapa kelompok dalam Islam menggunakan bai’at sebagai senjata utama untuk mengikat anggotanya dalam kelompok. Salah satu tujuan umumnya agar tercipta loyalitas kuat kepada kelompoknya.

Inilah hal yang paling kami sayangkan, ketika melihat sebagian teman-teman perjuangan berpecah belah para firaq mereka, karena urusan Bai'at (Sumpah Setia) pada kelompoknya.
Padahal syariat Bai'at itu sejatinya ditujukan untuk Imam kaum Muslimin seluruhnya (Amirul Mu'minin), bukan kepada pemimpin kelompok sempalan yang akhirnya menjadi firqah yang akan memecah belah agama dan memupuk sifat taqlid serta kefanatikan di antara mereka pada kelompoknya sendiri-sendiri.

Dalil yang sering dimanfaatkan oleh kelompok mereka antara lain :
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ ۚ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَىٰ نَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
Bahwasanya orang-orang yang ber-bai’at (berjanji setia) kepadamu, sesungguhnya mereka ber-bai’at kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka. Maka barang siapa yang melanggar bai’at-nya, niscaya akibat pelanggaran itu akan menimpa pada dirinya sendiri. Dan barang siapa yang menepati bai’at-nya kepada Allah, maka Allah memberinya pahala yang besar (surga).” (QS. Al-Fath : 10).

Dalil dari Hadist shahih :
مَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً
Barangsiapa yang meninggal dan pada lehernya tidak terdapat baiat (tidak berbai’at) maka ia meninggal dalam keadaan jahiliyyah.” (HR. Muslim no. 4770)

Padahal, Dalil di atas mewajibkan adanya bai’at hanya kepada Imam yang diakui oleh seluruh kaum Muslimin bukan imam yang hanya diakui oleh kelompok-kelompok kecil bahkan sekte-sekte rahasia gerakan bawah tanah. 

Bai’at-bai’at dalam sekte-sekte tesebut jelas merupakan kemungkaran, yang menjadikan kaum Muslimin berpecah belah sehingga dimungkinkan akan tercipta banyak Imam-imam yang hanya diakui oleh kelompok-kelompoknya saja, banyak diantaranya hanyak kelompok sempalan yang bersifat gerakan bawah tanah pemberontakan atau kelompok pembuat makar yang bertujuan untuk kepentingan tertentu.

Rabu, 07 Januari 2015

Antara Tradisi Budaya, Agama dan Kejahiliyahan?

Salah satu ciri orang jahiliyyah menurut Ibnu Taimiyah rahimahullah adalah orang yang tidak mengikuti dalil Al Quran dan As Sunnah, serta enggan mentaati Allah y dan Rasul-Nya s lalu berpaling pada adat dan tradisi nenek moyang dan masyarakat yang ada.

Sifat ini termasuk sifat yang tercela. Seseorang itu tumbuh dari agama keluarga (bapaknya) atau agama tuannya atau agama masyarakat yang ada di negerinya. Sebagaimana, seorang anak itu tumbuh dari agama kedua orang tuanya atau orang yang merawatnya atau dari masyarakat sekitarnya. Ketika anak tersebut baligh (dewasa), maka barulah ia dikenai kewajiban untuk mentaati Allah  dan Rasul-Nya s. Janganlah seperti yang mengatakan,

ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻗِﻴﻞَ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﺗَّﺒِﻌُﻮﺍ ﻣَﺎ ﺃَﻧْﺰَﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺑَﻞْ ﻧَﺘَّﺒِﻊُ ﻣَﺎ ﺃَﻟْﻔَﻴْﻨَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺁَﺑَﺎﺀَﻧَﺎ
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.” (QS. Al Baqarah: 170).

Rabu, 31 Desember 2014

Benarkah Malaikat itu ada Sepuluh? (Bagian II)

Di pembahasan sebelumnya, ternyata malaikat berjumlah sangat banyak dan hanya Allah yang tahu jumlah keseluruhan malaikat-Nya. Sebagaimana yang difirmankan Allah, “Tidak ada yang tahu berapa jumlah pasukan Tuhanmu (Malaikat) kecuali Dia. Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.” (QS. Al-Muddatsir: 31)

Sebagai seorang Muslim wajib bagi kita untuk mengimani keberadaan Malaikat Allah. Allahu ta 'alaa berfirman, 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنزَلَ مِن قَبْلُ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (Q.S An-Nisa’: 136)

Senin, 29 Desember 2014

Benarkah Malaikat itu ada Sepuluh? (Bagian I)

Pelajaran Aqidah di Indonesia secara konvensional kebanyakan mengajarkan bahwa Malaikat Allah itu berjumlah 10. Mereka masing-masing mempunyai nama dan tugas sendiri-sendiri. 10 Malaikat yang dimaksud dalam pelajaran itu adalah :

1. Malaikat Jibril : bertugas menyampaikan wahyu Allah kepada para Nabi dan Rasul.
2. Malaikat Mikail : bertugas memberi rejeki kepada manusia.
3. Malaikat Israfil : bertugas meniup terompet sangkakala pada hari kiamat.
4. Malaikat Izrail : bertugas sebagai pencabut nyawa.
5. Malaikat Munkar : bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan manusia di alam kubur.
6. Malaikat Nakir : bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan manusia di alam kubur.
7. Malaikat Raqib : bertugas mencatat segala amal baik yang dilakukan manusia.
8. Malaikat Atid : bertugas mencatat segala perbuatan buruk yang dilakukan manusia.
9. Malaikat Malik : bertugas menjaga pintu neraka dan menyambut ahli neraka.
10. Malaikat Ridwan : bertugas menjaga pintu syurga dan menyambut ahli syurga.
Tapi, perlu kita ketahui, apakah pembagian Malaikat menjadi 10 itu berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah yang Shahih? Mari kita kupas satu per-satu.

Rabu, 10 Desember 2014

Raih Persatuan Islam

Persatuan adalah kata indah yang selalu diimpikan kaum Muslimin dalam berjamaah. Hal ini pada hakekatnya adalah sebuah perintah wajib sang Khalik pada orang-orang beriman. Allah berfirman :

وَاعْتَصِمُوْابِـحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَ لاَ تَفَرَّقُوْا وَ اذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْكُنْتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

Dan berpegang-teguhlah kalian dengan tali Allah semuanya dan jangan kalian berpecah belah dan ingatlah kalian akan nikmat Allah yaitu ketika dulu kalian saling bermusuhan lalu Alloh lembutkan hati-hati kalian sehingga dengan nikmatNya kalian menjadi saudara”. (QS. Ali 'Imran, 3 : 103)

Tali Allah di ayat ini mengandung 2 makna, yaitu : Perjanjian Allah dan Al Qur’an. وَ لاَ تَفَرَّقُوْا artinya Allah memerintahkan kepada mereka untuk berjama’ah dan melarang adanya perpecahan.

Rabu, 12 November 2014

Kerusakan Akhlak yang Muncul sebagai Tanda Kiamat

Hari Kiamat adalah hari dihancurkannya alam semesta beserta isinya. Hari itu pasti akan datang. Sebagai ummat akhir jaman, kita akan dihadapkan pada tanda-tanda akan segera datangnya hari kiamat berdasarkan Al Qur'an dan periwayatan shahih dari Nabi shallallahu 'alahi wassallam.

Allah Ta’alaa berfirman, “Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya.” (QS. Muhammad : 18). Tanda-tanda kiamat akan bermunculan dan semakin jelas menunjukkan bahwa kiamat akan segera datang. Beberapa di antaranya adalah kemunculan kerusakan akhlak yang sangat parah di tengah kaum Muslimin sendiri. 
Beberapa tanda-tanda kiamat yang merupakan kerusakan akhlak tersebut antara lain,

Kamis, 23 Oktober 2014

LELAKI YANG TIDAK LAYAK UNTUK MUSLIMAH

Oleh : Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Ada beberapa sifat lelaki yang harus dijauhi oleh Muslimah karena lelaki yang memiliki sifat ini, tidak layak menjadi suami seorang muslimah.

1. Aqidahnya rusak

Aqidah yang rusak, bisa menyebabkan seseorang keluar dari islam. Karena kerusakan aqidah, merupakan gerbang kekufuran.
Sementara Allah melarang wanita muslimah menikah dengan lelaki musyrik atau kafir.

وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ
"Janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu." (QS. Al-Baqarah: 221)

Senin, 06 Mei 2013

Larangan Shalat Di Sisi Kuburan

Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- melarang sholat di sekitar kuburan. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,

لا تُصَلُّوا إِلَى قَبْرٍ، وَلا تُصَلُّوا عَلَى قَبْرٍ
Janganlah kalian sholat menghadap kubur dan jangan pula sholat di atasnya.”. [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Mu’jam Al-Kabir (10/68)-Syamilah. Syaikh Al-Albaniy men-shohih-kannya dalam Ash-Shohihah (no. 1016)]

Sabtu, 19 Januari 2013

Kisah George dan Idul Adha (Sanggahan bagi yang Turut Serta dalam Perayaan Non Muslim)

Kisah George dan Idul Adha 
[Kisah ini ditulis oleh Syaikh Abdul Malik Al Qasim dengan judul (جورج والعيد)]

Mohon dibaca dan direnungi berdasarkan realita kita dengan seksama…
George (50 th) tinggal bersama istri, dan dua orang anaknya (Tony & Julia) di Washington. Menjelang datangnya bulan Dzul Hijjah, George dan istri serta anak-anaknya mengikuti berita-berita seputar penentuan tanggal 1 Dzul Hijjah.

George aktif menyimak berita di radio. Istrinya menyimak lewat televisi. Sedangkan Tony rajin searching di internet.

Ketika pengumuman tanggal 1 Dzul Hijjah diumumkan, George sekeluarga bersiap-siap untuk menyambut Iedul Adha yang bertepatan dengan tanggal 10 Dzul Hijjah, setelah acara wukuf di Arafah tanggal 9-nya.

Keesokannya, mereka sekeluarga pergi ke desa untuk membeli domba sesuai kriteria syari untuk dijadikan hewan kurban (udhiyyah), yaitu: tidak boleh buta sebelah, pincang, atau terlalu kurus. Mereka berniat menyembelihnya begitu hari raya tiba.

Domba pun mereka bawa dengan pick-up sambil terus mengembik di perjalanan…

Rabu, 09 Januari 2013

Berbuat Syirik Tanpa Sadar


Dalam Aqidah Islam sangat dikenal larangan paling agung yang harus dihindari bagi seseorang untuk menjaga kelurusan aqidahnya. Larangan tersebut adalah Kesyirikan -menyekutukan Allah-. 

Allah secara tegas memaparkan banyak sekali larangan dalam menyekutukan-Nya dalam sesuatu apapun dengan-Nya salah satu firman-Nya yang artinya, “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS.Al Baqarah:22).

Cinta Karena Allah

Cinta dan benci karena Allah. Dengan kecintaan semacam itulah seorang hamba akan bisa meraih manisnya iman. Setiap mukmin tentu mencintai Allah. Karena Allah lah yang paling berjasa kepada umat manusia dan alam semesta seluruhnya. Konsekuensi dari kecintaannya kepada Allah adalah dia akan mencintai apa yang Allah cintai dan membenci apa yang Allah benci. Maka, dia akan mencintai keimanan, ketaatan, dan sunnah. Sebagaimana dia akan membenci kekafiran, kemaksiatan, dan bid’ah.

Oleh sebab itu orang yang beriman (bertauhid) akan mencintai orang beriman yang lain. Dan sosok yang paling layak dia cintai adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesudah itu, adalah para Sahabat radhiyallahu’anhum; sebab merekalah yang mengantarkan kepada kita risalah Islam ini dalam keadaan terang-benderang sebagaimana diajarkan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Minggu, 18 November 2012

Mewujudkan Tujuan Hidup


Oleh : Ari Wahyudi
Allah ta’ala menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Penafsiran Ulama
Imam Ibnul Jauzi rahimahullah (wafat 597 H) menyebutkan empat penafsiran makna ayat ini :

1. Maknanya adalah, “Kecuali supaya Aku perintahkan mereka untuk beribadah kepada-Ku.” Ini adalah penafsiran ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu dan yang dipilih oleh az-Zajaj rahimahullah.
2. Maknanya adalah, “Kecuali supaya mereka mengakui ubudiyah/penghambaan kepada Allah dalam kondisi senang maupun tidak senang.” Ini adalah penafsiran Ibnu ‘Abbasradhiyallahu’anhuma.

Kamis, 18 Oktober 2012

Waktu Terbaik untuk Berdoa

Berdoa Di Waktu Yang Tepat
Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:
1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir
Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون
Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat:18)

Rabu, 17 Oktober 2012

PEMBATAL-PEMBATAL KEISLAMAN


PEMBATAL-PEMBATAL KEISLAMAN [1]
(Pembahasan ini dinukil dari Silsilah Syarhil Rasaa-il lil Imaam al-Mujaddid Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab v (hal. 209-238) oleh Dr. Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah al-Fauzan, cet. I, th. 1424 H)
Oleh :
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini adanya perkara-perkara yang dapat membatalkan keislaman seseorang. Berikut ini akan kami sebutkan sebagiannya:

1. Menyekutukan Allah (syirik)
Yaitu menjadikan sekutu atau menjadikannya sebagai perantara antara dirinya dengan Allah. Misalnya berdo’a, memohon syafa’at, bertawakkal, beristighatsah, bernadzar, menyembelih yang ditujukan kepada selain Allah, seperti menyembelih untuk jin atau untuk penghuni kubur, dengan keyakinan bahwa para sesembahan selain Allah itu dapat menolak bahaya atau dapat mendatangkan manfaat. Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya...” [An-Nisaa': 48]
Dan Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“... Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya adalah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun.” [Al-Maa-idah: 72]

Selasa, 16 Oktober 2012

Amalan yang Dianjurkan di Tanggal 1-10 Dzulhijjah

Hari-hari yang paling utama di dunia adalah sepuluh hari (pertama bulan Dzulhijjah). ”(Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 1133)

Demikianlah Nabi kita صلى الله عليه وسلم menerangkan kedudukan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Dan kini hari-hari itu telah di depan mata, lantas apa yang akan kita lakukan? Akankah kita membiarkannya melewati kita begitu saja? Atau kita mengisi waktu-waktu itu dengan perkara yang bermanfaat untuk kita?

Kamis, 16 Agustus 2012

12 Hadits Lemah dan Palsu Seputar Ramadhan


Disusun oleh: Yulian Purnama

Hati-hati!! Hadist-hadist dha'if yang berseliweran di bulan Ramadhan, hadist-hadist ini tidak boleh dijadikan dasar dalam peribadatan apalagi menjadi landasan dalam permasalahan aqidah. Bagi para mubaligh juga dilarang untuk menyebarkannya apalagi mengistibatkan hadist ini pada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam.

NOTE : Untuk mempermudah membaca artikel ini, hadist dhaif (lemah) berwarna merah; untuk riwayat shahih berwarna Biru atau Ungu.
==============================================

Islam adalah agama yang ilmiah. Setiap amalan, keyakinan, atau ajaran yang disandarkan kepada Islam harus memiliki dasar dari Al Qur’an dan Hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yang otentik. Dengan ini, Islam tidak memberi celah kepada orang-orang yang beritikad buruk untuk menyusupkan pemikiran-pemikiran atau ajaran lain ke dalam ajaran Islam. Karena pentingnya hal ini, tidak heran apabila Abdullah bin Mubarak rahimahullah mengatakan perkataan yang terkenal:

الإسناد من الدين، ولولا الإسناد؛ لقال من شاء ما شاء
“Sanad adalah bagian dari agama. Jika tidak ada sanad, maka orang akan berkata semaunya.” 
(Lihat dalam Muqaddimah Shahih Muslim, Juz I, halaman 12)

Selasa, 03 Juli 2012

Syarat Diterimanya sebuah Amalan (Bagian II)

Syarat Sempurnanya Amalan


Amal yang dilakukan dengan ikhlash dan sesuai dengan petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akan diterima oleh Allah. Akan tetapi amalan tersebut akan semakin sempurna dan tinggi nilainya apabila dilengkapi dengan dua syarat lainnya, yang dinamakan syarthaa kamaalin (dua syarat sempurnanya amalan), yaitu:



=========================

Senin, 02 Juli 2012

Syarat Diterimanya sebuah Amalan (Bagian I)


Siapapun ingin semua amalnya diterima oleh Allah Ta'ala. Akan tetapi tidak semua orang mesti diterima amalnya, karena kenyataannya di antara mereka ada yang tidak memperhatikan amalannya, mereka beramal semaunya sendiri. Ketika ditanya: "Mengapa kamu melakukan ini?" dia menjawab: "Nggak apa-apa, yang penting niatnya." Ada juga di antara mereka yang beramal untuk mencari pujian manusia. Sebenarnya, bagaimanakah suatu amalan agar diterima di sisi Allah Ta'ala?

=====================

Tidak Akan Diterima Amalan Apapun Kecuali dengan Dua Syarat
Ketahuilah saudaraku muslim, semoga Allah memberikan hidayah kepadaku dan kepadamu agar berpegang teguh dengan Al-Kitab dan As-Sunnah, bahwasanya Allah tidak akan menerima amalan apapun dari seorang muslim manapun kecuali dengan dua syarat yang mendasar, yaitu:

=============