Senin, 06 Mei 2013

Larangan Shalat Di Sisi Kuburan

Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- melarang sholat di sekitar kuburan. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,

لا تُصَلُّوا إِلَى قَبْرٍ، وَلا تُصَلُّوا عَلَى قَبْرٍ
Janganlah kalian sholat menghadap kubur dan jangan pula sholat di atasnya.”. [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Mu’jam Al-Kabir (10/68)-Syamilah. Syaikh Al-Albaniy men-shohih-kannya dalam Ash-Shohihah (no. 1016)]
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

إِنِّيْ أَبْرَأُ إِلَى اللهِ أَنْ يَكُوْنَ لِيْ مِنْكُمْ خَلِيْلٌ, فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدِ اتَّخَذَنِيْ خَلِيْلاً كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلاً, وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِيْ خَلِيْلاً لاَتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيْلاً, أَلاَ وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوْا يَتَّخِذُوْنَ قُبُوْرَ أَنْبِيًائِهِمْ وَصَالِحِيْهِمْ مَسَاجِدَ, أَلاَ فَلاَ تَتَّخِذُوْا الْقُبُوْرَ مَسَاجِدَ, إِنِّيْ أَنْهَاكُمْ عَنْ ذَلِكَ
Sesungguhnya aku akan cuci tangan di hadapan Allah jika kalian menjadikan aku sebagai khalil (sahabat karib yang dijadikan sebagai tumpuan segala harapan). Karena sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai khalil sebagaimana Dia telah mengangkat Ibrahim menjadi khalil. Seandainya aku mengambil khalil, pasti aku akan memilih Abu Bakr sebagai khalil. Ingatlah! Sesungguhnya umat sebelum kalian telah menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid (tempat shalat). Ingatlah! Janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai masjid. Karena sesungguhnya aku telah melarang kalian untuk melakukan hal itu.” [HR. Muslim dalam Shohih-nya (532)]

Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,

قَاتَلَ اللهُ الْيَهُوْدَ والنَّصَارَى, اِتَّخَذُوْا قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
Allah memerangi orang-orang Yahudi dan Nashrani (karena) mereka telah menjadikan kubur para nabi mereka sebagai masjid (tempat ibadah).” [HR. Bukhari dalam Shohih-nya (437) dan Muslim dalam Shohih-nya (530)]

Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- telah bersabda ketika sedang sakit yang menyebabkan beliau meninggal dunia,

(لَعَنَ اللهُ اليَهُوْدَ وَالنَّصَارَى, اتَّخَذُوْا قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ) قَالَتْ: فَلَوْلاَ ذَاكَ أُبْرِزَ قَبْرُهُ غَيْرَ أَنَّهُ خَشٍيَ أَنْ يُتَّخَذَ مَسْجِدًا
Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani (karena) mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid.”
A’isyah berkata, “Andai bukan karena hal itu, niscaya akan dinampakkan kubur beliau. Hanya saja beliau khawatir kalau kubur beliau dijadikan masjid (tempat ibadah)”. [HR. Bukhariy dalam Shohih-nya (4441) dan Muslim dalam Shohih-nya (529)]

Ibnu Mas’ud -radhiyallahu anhu-, ”Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,

إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ تُدْرِكُهُ السَّاعَةُ وَهُمْ أَحْيَاءٌ وَمَنْ يَتَّخِذُ الْقُبُوْرَ مَسَاجِدَ
Sesungguhnya orang yang paling buruk adalah orang yang dijumpai oleh hari kiamat sedangkan mereka masih hidup, dan orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid.” [HR. Ahmad dalam Musnad-nya (1/435), Ibnu Abi Syaibah di dalam Al-Mushannaf (3/345). Hadits ini di-hasan-kan oleh Syu'aib Al-Arna'uth dalam Takhrij Al-Musnad (4143)]

Sumber : http://almakassari.com/shalat-di-sisi-kubur.html




0 komentar:

Posting Komentar