Senin, 18 Juli 2016

Tugas Pemimpin Rumah Tangga

Pemimpin Rumah Tangga yang Terbaik adalah pemimpin yang mampu menjadikan istri dan anak-anaknya menjadi Penyejuk Hati
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
“Ya Tuhan kami, karuniakan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami).” (QS. Al Furqan:74).

Penyejuk hati di sini bukan ketika melihat istri dan anak-anaknya terlalaikan dunia, melainkan ketika melihat istri dan anak-anaknya tunduk patuh dalam ketaat pada-Nya. Sebagaimana yang digambarkan oleh Imam Al Qurtubhi rahimahulloh,
ليس شيء أقر لعين المؤمن من أن يرى زوجته وأولاده مطيعين لله عز وجل
“Tidak ada sesuatu yang lebih menyejukkan mata seorang mukmin selain melihat istri dan keturunannya taat pada Allah ‘azza wa jalla.” (Tafsir Al Qur’anul ‘Azhim, 10/333).

Pemimpin Rumah Tangga Dilarang Membiarkan Istri dan Anaknya Alpha Terhadap Ajaran Agama

1. Tidak Terlalu Keras
Suami sebaiknya tidak terlalu keras dalam mendidik istri dan anak-anak. Sikap terlalu keras akan berpotensi menjadikan mereka musuh baginya sendiri. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’alaa,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya dari istri-istri kalian dan anak-anak kalian adalah musuh bagi kalian, maka berhati-hatilah kalian dari mereka.” (QS. Ath Thaghabun:14).
Sikap keras tersebut sebaiknya diganti dengan kelemahlembutan. Karena sifat lemah lembutlah yang membuat orang terbuka untuk mengikuti ajakan kebaikan. Sebagaimana firman Allah ‘azza wa jalla
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ الله لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظّاً غَلِيظَ القلب لاَنْفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron:159)

2. Tidak Terlalu Lengah
Seorang suami adalah pemimpin yang secara fitrah akan mencintai istri dan anaknya. Tapi kecintaan ini sebaiknya tidak membuat mereka terlalu toleran ketika melihat pelanggaran syariat yang dilakukan oleh istri dan anaknya. Bahkan, kecintaan ini tidak sampai serta merta membuat para suami lalai terhadap ketaatan. Allah subhanahu wa ta’alaa berfirman,
ياأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al Munafiqun:9).

Pemimpin rumah tangga terbaik adalah pemimpin yang mampu menjadikan istri dan anaknya sebagai penyejuk hati, bukan yang menjadikan mereka musuh dalam ketaatan dan juga tidak terlena karena mereka. Wallahu ta’alaa a’lam. Wallahu musta’an.



Ditulis di Baluwarti-Surakarta Hadiningrat
Abu Fahima Al Ahimza

0 komentar:

Posting Komentar