HATI-HATI MENYEBARKAN BERITA DAN TULISAN
Salah satu peringatan Allah untuk tidak bermudah-mudahan menyebarluaskan berita/informasi.
Allah 'azza wa jalla berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا
بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS.Al Hujurat:6).
Sehingga, ketika kita mendapat suatu informasi lebih baik kita mengolahnya terlebih dahulu. Tidak asal membaginya kepada yang lain.
Beberapa hal yang harus kita fikirkan tentang informasi tersebut :
1. Apakah informasi ini benar? (tidak berisi kedustaan, fitnah, ghibah, dll)
2. Apakah informasi ini bermanfaat?
3. Apakah informasi ini ketika saya sebarkan akan membawa manfaat? (bukan malah membuat hal negatif atau membuat fitnah semakin tersebar luas)
Sebagai tambahan penting, bahwa dalam ajaran Islam seorang Muslim dituntut untuk selalu menekankan sifat tabayyun (konfrimasi) ketika mendapatkan suatu informasi. Sifat tabayyun ini akan menghindari beberapa hal negatif lainya seperti munculnya prasangka (buruk sangka) di antara sesama.
Berprasangka sangat terlarang dan termasuk dosa besar dalam Agama Islam, sebagaimana firman Allah subhaanahu wa ta 'alaa,
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ
إِثْمٌ
"Wahai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya
sebagian prasangka adalah dosa." (QS.Al Hujurat:12).
Oleh karena itu, sifat dalam tergesa-gesa dan bermudah-mudahan dalam membagikan informasi yang didapat harus dihindari oleh setiap orang Islam. Sebaliknya, seorang Muslim wajib mendahulukan sifat tabayyun terhadap segala macam informasi yang datang kepadanya.
Terakhir, sifat bermudah-mudahan dalam menyebarkan informasi bisa terancam peringatan Nabi Muhammad shallallohu ’alaihi wa sallam. Sebagaimana yang Beliau sabdakan,
كَفَى بِالْمَرْء كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah seseorang dikatakan berdusta bila menceritakan segala hal yang ia dengar.” (HR. Muslim:5, Abu Dawud:4992, Ash Shohihah:205).
Semoga Allah menggolongkan kita termasuk hamba-Nya yang menjaga lisan dan berhati-hati dalam mengolah informasi. Wallohu ta'alaa a'lam bish shawwab.
Diketik di Baluwarti Surakarta Hadiningrat
Abu Fahima Al Ahimza
0 komentar:
Posting Komentar