Senin, 10 April 2017

PEMBUKTIAN CINTA

Jika engkau mencintainya... apa yang seharusnya engkau lakukan?? Apakah Cintaku ini akan membuat bahagia atau berakhir pada kenistaan? Apakah cara terbaik yang bisa aku lakukan untuk mencintainya?



Syariat Islam adalah sistem yang mengatur kehidupan manusia secara sempurna. Bahkan dalam urusan mencintai dan dicintai Islam telah memberikan jawaban terindah. Apakah jawaban untuk kedua Insan ciptaan sang Pencipta tersebut ketika saling jatuh hati?


Jawabannya adalah MENIKAH.

Kenapa harus menikah?? Karena menikah sebuah pembuktian cinta terbaik yang telah Nabi Muhammad shallallahu 'alahi wa sallam tauladankan pada kita. 

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah bersabda,
لم ير للمتحا بين مثل النكاح
Tidak diketahui (yang lebih indah) bagi dua orang yang saling mencinta sebagaimana pernikahan.” (HR. Ibnu Majah no. 1847. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As- silsilah As-shahihah no. 624).

Masih belum berani Nikah
Banyak alasan seseorang yang sudah saling mencintai tapi tidak segera menikah, alasan yang paling sering adalah belum adanya keberanian untuk menyambut syariat suci pernikahan tadi. Lalu, bagaimana solusinya?

Melawan rasa takut
Rasa takut untuk menjalankan suatu tuntunan Syariat adalah bentuk propaganda syaitan dan teman-temannya, termasuk rasa takut menikah. Syaitan akan selalu menghalang-halangi manusia untuk menjadi hamba-Nya yang bertaqwa dan berada di jalan Rabb-nya. Sebagaimana digambarkan Allah,
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka (para manusia) dari jalan Engkau yang lurus” (QS. Al A’raf: 16).

Lawanlah rasa takut menikah dengan ketaqwaan yang sebenar-benarnya dan keikhlasan yang setulus-tulusnya. Niat ikhlas (hanya mengharapkan pahala dari Allah) dalam menikah adalah kekuatan utama seorang mukmin dalam melawan rasa takut ini.

Allah berfirman:
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
“Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku (Iblis) akan menyesatkan mereka (manusia) semuanya. kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka” (QS. Shad: 82-83).

Dengan keikhlasan sejati untuk menikah, syaitan tiada akan mampu memberimu rasa takut yang selama ini membayang-banyangimu untuk segera menghalalkan cintamu.

Selalu ingatlah, Allah akan selalu memberi jalan bagi kita yang mau bersungguh-sungguh mencari keridhaan-Nya. Kesungguhan melawan rasa takut menikah merupakan salah satu bentuk jihad yang mendapatkan keutamaan di sisi-Nya. Allah berfirman:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al Ankabut: 69).

Adapun kita yang mencintai dia dengan jalan menikahinya maka niscaya kita telah masuk dalam golongan yang berhak mendapat pertolongan dari Allah. Seperti yang Nabi shallallahu 'alahi wa sallam sabdakan kepada kita :

ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُمْ: اَلْمُجَاهِدُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيْدُ اْلأَدَاءَ، وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيْدُ الْعَفَافَ.

“Ada tiga golongan manusia yang berhak mendapat pertolongan Allah: (1) mujahid fi sabilillah (orang yang berjihad di jalan Allah), (2) budak yang menebus dirinya supaya merdeka, dan (3) orang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya." (HR. Ahmad II/251, 437 dan at-Tirmidzi no. 1655. Dihasankan oleh Imam At-Tirmidzi)


Apakah kamu benar-benar mencintainya? Maka,  jangan takut untuk segera menikahinya. Tiadalah jalan terbaik untuk saling mencintai bagi dua insan beriman yang berbeda gender kecuali dengan menikah. Menikah itu bukan hal berat bukan untuk dijadikan beban, menikah itu ibadah dan merupakan bentuk ketaatan kita kepada Dzat yang Maha Mencintai dan Menciptakan cinta untuk menghiasi kehidupan manusia.

Ditulis oleh : Abu Fahima Al Ahimza
Diedit kembali oleh : Prihonggo

0 komentar:

Posting Komentar