Hal ini
dapat terlihat dari fakta sejarah yang ada, bahwa "Karl Mark" sang Founding-father
sosialisme adalah seorang yang aktif melakukan otokritik pada sistem kapital
karena dia sendiri secara langsung atau tidak dia adalan korban Kapitalisme.
Kemiskinan
dan kejatuhan kehidupan Mark bisa menjadi alasan kuat mengapa dia membenci
Liberalisme-kapital. Kondisi yang dialami Karl-Mark ini merupakan contoh
liberalisasi dalam kapitalisme yang biasanya dimiliki oleh orang-orang kuat
(penguasa) menyebabkan arus oposisi yang luar biasa dari bawah, sehingga
mendasari kelahiran rival pemikiran kapitalis yang kemudian dikenal dengan
sosialisme.
Dua
pemikiran yang berseberangan ini ketika
kita teliti sebenarnya tidak bergerak dari orientasi dalam hal materialistik. Dalam
Liberalisme kapital, kebebasan hak seorang dalam kepemilikan dan modal harus
dilindungi dan diakui, sehingga dia bisa mengembangkan keinginan kapitalnya ke
arah tanpa batas.
Walaupun, kebabasan mengembangkan hak-hak tersebut akhirnya mengikis hak individu lainnya. Sehingga, bisa dikatakan Liberalisme-kapitalislah yang memupuk kerakusan manusia untuk mengeruk materi lebih banyak walaupun menghalalkan segala cara diantaranya dengan memeras hak sesama.
Walaupun, kebabasan mengembangkan hak-hak tersebut akhirnya mengikis hak individu lainnya. Sehingga, bisa dikatakan Liberalisme-kapitalislah yang memupuk kerakusan manusia untuk mengeruk materi lebih banyak walaupun menghalalkan segala cara diantaranya dengan memeras hak sesama.
Dalam
pemikiran yang sebaliknya, Sosialisme mengajarkan manusia untuk menjadi liar
dan tidak mengenal stratifikasi dan diferensiasi kemanusiaan dalam kehidupan
sosial. Semua yang menjadikan perbedaan dalam kehidupan sosial manusia harus
dikikis dan dihilangkan dari kehidupan. Sehingga, setiap klasifikasi, termasuk
agama adalah hal yang harus diberantas karena ke-tuhanan dianggap candu yang
menghalangi implementasi ideologi ini. Sehingga, sosialisme akan melahirkan Marksisme
dimana nanti akan berubah menjadi gerakan komunisme praktis dalam hal politis
kenegaraan modern. Komunisme akhirnya menjadi gerakan dunia yang berusaha
mengambil alih setiap kepemilikan, termasuk dalam hal kekuasan politik negara
maupun penguasaan pasar dan ekonomi.
Jika
kita melihat lebih teliti, baik Liberalisme dan Sosialisme keduanya memiliki
kesamaan dalam dasar pemikirannya. Keduanya bergerak dari konsep pengelolaan
modal dan kepemilikan serta hak manusia terhadap segala materi. Jadi, dapat dikatakan Sosialisme maupun Kapitalisme adalah
ide yang lahir karena konsep dasar Materialisme.
Kedua
pemikiran ini bisa disebut sebagai pola pemikiran yang menjadi korban kaum
materialistik. Kapitalisme liberal terlahir karena kerakusan manusia atas
mendapatkan materi sebanyak-banyaknya sebaliknya, sebagai kritik progresif
atasnya lahir paham sosialisme yang mencampakan hak pribadi kepemilikan
individu atas materi. Jadi dapat dikatakan, sikap terorientasi pada materi ini
yang menghantarkan manusia menjadi dua kerusakan besar dalam pola pemikiran manusia
modern.
Padahal,
fakta sejarah dunia telah membuktikan bahwa keduanya salah. Kedua paham
tersebut tidak pernah bisa membuktikan pada dunia untuk membawa kehidupan
manusia ke dalam kehidupan yang lebih
baik sampai sekarang. Yang terlihat dari implementasi kedua ideologi ini sangat
memilukan, seperti munculnya korporasi-korporasi raksasa yang membuat rakyat
kecil semakin menjadi budak di negaranya sendiri. Atau munculnya
gerakan-gerakan kudeta dan perang saudara karena perebutan kekuasaan oleh
rakyat kepada pemerintahnya sendiri.
Lalu,
apa solusi terbaik dari kedua Ideologi ini?
Solusi
satu-satunya adalah Islam karena adalah Islam satu-satunya ajaran yang menuntun
manusia agar tidak menjadi budak materi. Islam mengingatkan pada manusia bahwa
dunia ini hanya materi yang sementara, maka pencapaian materi materi sebenarnya
bukan di dunia ini melainkan di akhirat kelak. Allah Rabb manusia telah
berfirman,
وَقَالَ
الَّذِي آَمَنَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُونِ أَهْدِكُمْ سَبِيلَ الرَّشَادِ. يَا قَوْمِ
إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآَخِرَةَ هِيَ دَارُ
الْقَرَارِ.
“Orang yang beriman itu berkata: “Hai kaumku,
ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar.Hai kaumku,
sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan
sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS. Ghafir: 38-39).
Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
اعْلَمُوا
أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ
وَتَكَاثُرٌ فِي اْلأَمْوَالِ وَاْلأَوْلاَدِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ
الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ
حُطَامًا وَفِي اْلآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٌ
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
“Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah
permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara
kalian serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan
yang karenanya tumbuh tanam-tanaman yang membuat kagum para petani, kemudian
tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning lantas menjadi
hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan- Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu.” (Al- Hadid: 20)
Sehingga,
menjadi orang Islam (Muslim) maka hidupnya tidak akan terlalu sibuk dalam
ide-ide pencapaian materi dunia (dalam konsep materialisme). Tapi, mereka akan
menyibukkan diri dalam persiapaannya menyambut kehidupan yang lebih kekal kelak
di alam setelah kematian (akhirat).
Dengan ajaran Islam yang benar, seorang Muslim tidak akan terjerumus dalam kerakusan kapitalis karena Islam melarang seorang untuk rakus dalam harta dan tamak. Nabi Muhammad shallallohu ‘alahi wa sallam bersabda,
لَوْ كَانَ لاِبْنِ اَدَمَ وَادٍ مِنْ
مَالٍ لاَبْتَغَى اِلَيْهِ ثَانِيًا وَلَوْ كَانَ وَادِيَانِ لاَبْتَغَى
لَهُمَاثَالِثًا وَلاَيَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ اَدَمَ اِلاَّالتُّرَابُ وَيَتُوْبُ
اللهُ عَلَى مَنْ تَابَ. رواه الشيخان واحمد والترمذى عن انس
“Andaikata
seorang anak Adam telah memiliki harta benda sebanyak satu lembah, pasti ia
akan berusaha lagi untuk memiliki dua lembah. Dan andaikata ia memiliki dua
lembah, pasti ia akan berusaha lagi untuk memiliki tiga lembah. Memang tidak
ada sesuatu yang dapat memenuhi keinginan anak Adam melainkan tanah (maksudnya
kuburan), dan Allah akan memberi/ menerima taubat bagi mereka yang bertaubat.”
(HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan Turmudzi dari Anas bin Malik)
Ajaran
Islam juga melarang Muslim untuk mengambil hak yang lain sesama dengan cara
yang salah. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman,
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ…
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang salah...” (QS. An
Nisaa’: 29). Di samping itu Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ
يَحِلُّ مَالُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلاَّ بِطِيْبِ نَفْسٍ مِنْهُ
“Tidak halal mengambil harta seorang muslim kecuali
dengan kerelaan dirinya.” (HR. Abu Dawud dan Daruquthni, dishahihkan al-Albani
dalam Shahihul Jami’ no. 7662). Bahkan, Beliau shallallohu ‘alaihi wa
sallam dalam kesempatan lain bersabda,
فَإِنَّ
دِمَاءَكُمْ، وَأَمْوَالَكُمْ، وَأَعْرَاضَكُمْ، بَيْنَكُمْ حَرَامٌ، كَحُرْمَةِ
يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا
“Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu
terpelihara antara sesama kamu sebagaimana terpeliharanya hari ini, bulan
ini dan negerimu ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Semoga
Allah menjauhkan kita dan segenap keluarga kita dari paham-paham materialis
ini. Dan menunjukki kita ke jalan yang penuh dengan cahaya petunjuk dimana akan
menuntun kita pada pencapaian di alam sesudah kematian. Wallohu musta’an.
Wallohu muwafiq.
Akhukum
fillah...
Abu
Fāhima Al Ahimzā
0 komentar:
Posting Komentar