Disusun oleh: Yulian Purnama
Hati-hati!! Hadist-hadist dha'if yang berseliweran di bulan Ramadhan, hadist-hadist ini tidak boleh dijadikan dasar dalam peribadatan apalagi menjadi landasan dalam permasalahan aqidah. Bagi para mubaligh juga dilarang untuk menyebarkannya apalagi mengistibatkan hadist ini pada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam.
NOTE : Untuk mempermudah membaca artikel ini, hadist dhaif (lemah) berwarna merah; untuk riwayat shahih berwarna Biru atau Ungu.
==============================================
Islam adalah agama yang ilmiah. Setiap amalan, keyakinan, atau ajaran yang disandarkan kepada Islam harus memiliki dasar dari Al Qur’an dan Hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yang otentik. Dengan ini, Islam tidak memberi celah kepada orang-orang yang beritikad buruk untuk menyusupkan pemikiran-pemikiran atau ajaran lain ke dalam ajaran Islam. Karena pentingnya hal ini, tidak heran apabila Abdullah bin Mubarak rahimahullah mengatakan perkataan yang terkenal:
الإسناد من الدين، ولولا الإسناد؛ لقال من شاء ما شاء
“Sanad adalah bagian dari agama. Jika tidak ada sanad, maka orang akan berkata semaunya.”
(Lihat dalam Muqaddimah Shahih Muslim, Juz I, halaman 12)